Judul: Berbagi Info Seputar “Ngapain kuliah di Arab Saudi? Negeri jahiliyah.” - Sanggahan Penggalan Tulisan terkait Pendidikan di Arab Saudi Full Update Terbaru
link: “Ngapain kuliah di Arab Saudi? Negeri jahiliyah.” - Sanggahan Penggalan Tulisan terkait Pendidikan di Arab Saudi
Berbagi “Ngapain kuliah di Arab Saudi? Negeri jahiliyah.” - Sanggahan Penggalan Tulisan terkait Pendidikan di Arab Saudi Terbaru dan Terlengkap 2017
Sanggahan penggalan tulisan terkait Pendidikan di Arab Saudi
Oleh: Rama Rizana
Bismillaahirrahmanirrahiim.
Ada yang menulis tentang pendidikan di Arab Saudi (kalo penasaran, silahkan googling saja):
"Di bawah bendera King Abdullah Scholarship, Saudi telah mengirim lebih dari 150 ribu warganya untuk belajar di kampus2 Barat, khususnya Anerika, Kanada & Eropa (jg Aussie). Tidak ada satu pun yang disuruh belajar ke Indonesia!!! Sementara (sebagian) warga Indo memimpikan belajar di Arab Saudi."
Komentar:
1. Hal ini membuktikan bahwa Arab Saudi ialah negeri yang terbuka akan pendidikan dan keilmuan, tidak seperti yang dikira kebanyakan orang, seperti misalnya yang dipertanyakan oleh seorang dosen ketika beliau tau saya ingin melanjutkan studi ke sini.
“Ngapain kuliah di Arab Saudi? Negeri jahiliyah.”
2. Ini tentu saja menyangkut kebijakan pemerintah Arab Saudi untuk meningkatkan kualitas SDMnya. Kalau dipertanyakan kenapa tidak ada yang diberangkat sekolah ke Indonesia, perlu ditanya balik, bagaimana kualitas pendidikan di Indonesia dibandingkan pendidikan barat? Sudah bisa bersaing kah?
Jika dilihat di situs resmi Kementerian Pendidikan Tinggi Arab Saudi, program beasiswa tersebut ada beberapa tujuan dengan tujuan utama:
"Sending qualified Saudi competencies to study in the best universities in various countries of the world" [1]
3. Kalau soal banyak warga Indonesia yang memimpikan belajar di Arab Saudi, ya mimpi orang masa' mau dikomentarin. Lagian, Arab Saudi termasuk salah satu dari sedikit negara yang memberikan beasiswa dengan cukup lengkap: uang kuliah gratis, dikasih buku teks, kesempatan riset kelas dunia, akomodasi di dalam kampus, tiket liburan ke negara asal tiap tahun dan tentu saja jauh lebih mudah untuk mengerjakan ibadah umrah dan haji tanpa harus antri. Ini juga menguntungkan pemerintah Indonesia kan? Setidaknya mahasiswa Indonesia yang kuliah di Arab Saudi tidak perlu ikut dalam antrian keberangkatan haji.
4. Ditambah lagi dengan data ranking universitas-universitas di Arab Saudi di level dunia dibandingkan dengan universitas di Indonesia, dan juga kemudahan beribadah dan duduk di majlis ilmu dan sebagainya. Dengan semua itu apakah aneh jika banyak mahasiswa Indonesia memimpikan belajar ke Arab Saudi? :)
5. Terkait dengan program King Abdullah Scholarship Program, saya coba melakukan penelusuran. Dan ternyata ada beberapa negara selain Amerika Serikat yang menjadi tempat mahasiswa dari Arab Saudi menimba ilmu. Yang menarik perhatian, justru ada tertera nama negara tetangga kita, yang dahulu malah mereka menimba ilmu dari negara kita tercinta [2].
(sumber: http://ift.tt/1KOb1K6)
Seharusnya ini menjadi bahan renungan dan pembelajaran bagi Indonesia, bagaimana dengan program kuliah bagi mahasiswa internasional? Kalau sudah ada, semoga senantiasa terus diperbaiki.
Dari pengalaman dan pantauan saya, khususnya ketika kerja part-time di bagian Pascasarjana, ada cukup banyak pendaftar lulusan dari kampus negeri tetangga, malahan berkebangsaan negara di Timur Tengah.
6. Perbandingan pemeringkatan universitas.
Sebagai contoh, di pemeringkatan universitas dunia terbaru yang dikeluarkan oleh Times Higher Education [3]. Dari top 800, hanya ada 1 kampus Indonesia, yakni Universitas Indonesia (601-800). Coba bandingkan dengan kampus Arab Saudi dengan 3 nama kampusnya, yakni King Abdulaziz University (KAU) di posisi 251-300, King Fahd University of Petroleum and Minerals (KFUPM) dan King Saud University (KSU) yang keduanya berada di jajaran 501-600 dunia.
Bandingkan dengan negara tetangga yang menjadi salah satu destinasi belajar mahasiswa Arab Saudi. Malaysia menempatkan beberapa kampus topnya, yakni Universiti Teknologi Malaysia (UTM) di peringkat 401-500, dan di peringkat 601-800 ada 4 kampus, yakni Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM), Universiti Putra Malaysia (UPM), Universiti Sains Malaysia dan Universiti Teknologi MARA.
(Perbandingan peringkat kampus Indonesia, Arab Saudi dan Malaysia berdasarkan QS Ranking 2015/2016)
Atau ranking yang dikeluarkan oleh Webometrics tahun 2015. Di jajaran top 100 Asia [4] saja, tak ada satupun ditemukan kampus Indonesia. Adapun kampus Arab Saudi diwakili oleh 2 nama, yakni KSU (33 Asia, 283 Dunia) dan KAU (98 Asia, 602 Dunia).
(sumber: http://ift.tt/1Tuhilg)
Dhahran, 19 Rabi’ul Akhir 1436 H
Rama Rizana
Penulis adalah Ketua Departemen Pendidikan, Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) Arab Saudi
Referensi atau tautan terkait:
[1] Bisa dibaca di tautan berikut: http://ift.tt/1KOb20k...
[2] Berita terkait program King Abdullah Scholarship bisa dibaca di artikel ArabNews di tautan berikut: http://ift.tt/1Tuhktr...
atau di tautan lainnya:
http://ift.tt/1KOb20m...
http://ift.tt/1Tuhktt...
Atau bisa melihat file PDF brosur program ini di sini: http://ift.tt/1KOaZBH...
[3] http://ift.tt/1FvFz5U...
[4] http://ift.tt/1Tuhilg
*gambar peta kampus di Arab Saudi diambil dari bahan presentasi saya tentang Studi Sains, Teknik dan Manajemen di Arab Saudi.
___
Sumber: http://ift.tt/1KOaZBJ
Itulah sedikit Artikel “Ngapain kuliah di Arab Saudi? Negeri jahiliyah.” - Sanggahan Penggalan Tulisan terkait Pendidikan di Arab Saudi terbaru dari kami
Semoga artikel “Ngapain kuliah di Arab Saudi? Negeri jahiliyah.” - Sanggahan Penggalan Tulisan terkait Pendidikan di Arab Saudi yang saya posting kali ini, bisa memberi informasi untuk anda semua yang menyukai ponsel gaming murah. jangan lupa baca juga artikel-artikel lain dari kami.
Terima kasih Anda baru saja membaca “Ngapain kuliah di Arab Saudi? Negeri jahiliyah.” - Sanggahan Penggalan Tulisan terkait Pendidikan di Arab Saudi